Selasa, 07 September 2010

Desa Siaga 2008! Indonesia Sehat 2010! Harapan Kosong yang Indah


Indonesia adalah negara berkembang, kalimat sederhana ini bila dirunut memiliki makna yang besar. Sebuah makna yang dapat membangkitkan semangat kebangkitan bagi siapapun yang mendengarnya, kalimat itu bermakna harapan. Segala aspek kehidupan di negara berkembang pastilah memiliki harapan untuk berkembang ke arah yang lebih baik, pun halnya dalam bidang kesehatan, perbaikan terus menerus diusahakan untuk mencapai impian Indonesia sehat 2010.
Salah satu program yang dicanangkan dinas kesehatan untuk mewujudkan visi tersebut dan sebagai barometer Indonesia sehat 2010 adalah dengan program Desa Siaga, dimana setiap desa di Indonesia pada akhir tahun 2008 sudah harus menjadi desa siaga. Bahkan pada tahap awal pelatihan, peserta yang nantinya akan menjadi fasilitator diberikan sanksi keras jika sampai pada targetan waktu yang ditentukan dan belum ada hasil nyata yang ditunjukkan oleh para fasilitator tersebut.
Namun kenyataan yang ada sekarang ancaman tersebut hanya berakhir sebagai ancaman kosong belaka. Tidak ada tindak lanjut yang nyata dari dinas kesehatan mengenai hal tersebut. Yang nampak sekarang program tersebut hanya akan berakhir sebagai sebuah impian yang indah dalam tataran konsep, namun dalam kenyataannya hanya berakhir sebagai impian yang menguap dengan sendirinya, tertutupi oleh berbagai hal baru yang
Lantas apa sebenarnya desa siaga dan apa indikator sebuah desa dapat dikatakan sebagai desa siaga?
Desa siaga adalah desa yang anggota masyarakatnya telah mampu memahami masalah kesehatan yang terjadi di desa mereka dan dengan tanggap dapat menentukan solusi terbaik bagi masalah tersebut. Syarat sebuah desa dikatakan sebagai desa siaga adalah memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga ahli (dalam hal ini bisa perawat, bidan) dan memilki paling sedikit dua kader kesehatan yang terlatih, syarat berikutnya adalah desa tersebut memilki sebuah pos kesehatan desa (poskesdes) yang nantinya akan berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam hal kesehatan.
Sebuah desa yang saya kunjungi telah memilki tenaga ahli yang jelas tahu tentang program desa siaga, desa tersebut juga memilki kader yang terlatih. Untuk poskesdes, walaupun belum terbentuk desa ini saya nilai mampu untuk dapat mewujudkannya. Lalu pertanyaannya apa yang kurang?
Jawabannya sangat sederhana, sosialisasi. Mungkin karena terlalu dipikir sederhana sehingga tenaga ahli maupun kader tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Padahal masyarakatlah yang merupakan penggerak desa siaga. Masyarakat bertindak sebagai promotor. Dimana fungsi kontrol dari dinas kesehatan mengenai hal ini? Apakah ini hanya berakhir sampai pada penyampaian ke fasilitator dalam hal ini tenaga ahli tanpa memperhatikan sosialisasi kepada masyarakat?
Lantas dalam keadaan seperti ini dalam kondisi kita yang berada di penghujung tahun 2008, apakah masih bisa impian ini kita realisasikan? Para pejabat tinggi di dinas kesehatan yang sekarang bertanggung jawab terhadap hal ini masihkah memikirkan atau bahkan sekarang telah melupakan program mulia yang mereka susun dengan keringat?
Saatnya kini bergerak. Ini bukan sekadar cerita, ini realita. Masih sanggupkah kita bersembunyi dan menjadi orang yang berdiam diri melihat realita seperti ini? ataukah kita hadir sebagai pencerah dengan membawa solusi dan harapan baru bagi bangsa? Jawabannya hanya ada pada diri kita.

(sebuah catatan yang mengingatkanku pada kenangan munas ISMKI Yogyakarta tahun 2008 silam)
Read more "Desa Siaga 2008! Indonesia Sehat 2010! Harapan Kosong yang Indah..."

INI AKU SEORANG MAHASISWA


Aku seorang mahasiswa. Sosok idealis ditengah masyarakat, sosok yang bersahaja yang dipandang sebagai orang berpendidikan yang jelas-jelas tahu aturan dan adat. Yang sudah pasti tau bagaimana bersikap dan bertindak. Yang tak diragukan lagi paham betul bahwa kekerasan bukan apa-apa, bahwa kekerasan tak membuahkan kebaikan.


Aku seorang mahasiswa. Dengan gagah mengusung ideologi untuk bangsa. Ya!!! Untuk bangsa. Tak untuk yang lain. Aku yakin, bahkan sangat yakin dalam lubuk terdalam hati kita, bangsa ini dan masyarakatnya .Bangsa ini dan harga dirinya adalah yang utama dan terutama.
Aku seorang mahasiswa. Dalam pandangan masyarakat aku adalah sang pembawa aspirasi, aku tahu itu. Tak jarang aku diperlakukan istimewa, saat aku mengatakan pada mereka aku mahasiswa. Ya!!! Aku mahasiswa. Begitu agungnya posisi ku dimasyarakat. Sadarkah engkau akan hal ini kawan aku yakin kau sadar.
Aku seorang mahasiswa. Entahlah, ada pergolakan batin yang terjadi padaku, apa yang harus kulakukan dalam situasi genting ini, BBM naik, bagaimana nasib rakyat. Aku mahasiswa, aku merasa bertanggung jawab akan hal ini, dan aku harus melakukan sesuatu. BERBUATLAH!!! Pekik teman-temanku, para mahasiswa.
Aku seorang mahasiswa . hari ini aku berdiri didepan jalanan, mengibarkan sang merah putih, menutup jalanan agar tak bias dilalui orang. Kenapa? Aku akan berorasi. Demi mereka juga. Demi bangsaku, demi masyarakat luas.


Aku mahasiswa . tak cukup rasanya sebatas mengibarkan sang merah putih, diujung sana temanku telah siap dengan ban bekas, dan disudut lain teman ku yang lain pun telah siap dengan api yang berkobar. Ya!!! Aku mahasiswa. Tak afdhal rasanya bila aku tak membakar ban bekas ini. Aku bakar saja, biar ramai. Aku bakar ban bekas ini disamping sang merah putih yang berkibar rendah. Hati kecilku menjerit tak takutkah engkau jika sang merah putih itu terbakar. Angin begitu kencang berhembus. Apa kau tak takut? Suara hatiku yang lain membenarkan apa yang kulakukan. Tenanglah wahai mahasiswa sang merah putih bangga atas apa yang kau lakukan!!!
TIDAK KAWAN!!!
Sang merah putihmu, kebanggaanmu, MENANGIS menyaksikan ini. Namun dia tak menjerit. Dia hanya merasakan panas. Namun masih bias ditahannya. Karena satu keyakinan kawan. Kita mahasiswa. Sosok akademisi yang keluar dari gedung megah bernama perguruan tinggi membawa bekal ilmu dan akal.
Aku mahasiswa. Ada mobil plat merah yang melintas, teman-temanku sesama mahasiswa berteriak. BAKAR!!! BAKAR!!! Aku terbakar, semangatku membuncah, aku lari menghampiri mobil itu, memaksa penumpangnya untuk turun dan API SEMANGAT itu semakin membakarku. Aku menghancurkan mobil itu. Tak cukup aku membantingnya hingga terguling, ada luapan kepuasan terasa, dan sama halnya sepertiku temanku begitu semangat mengangkat kedua tangannya dan meneriakkan YEAH!!! Seakan dia telah memenangkan sesuatu yang amat berharga. Tunggu dulu, suara itu kembali terngiang, mengajukan pertanyaan. Kenapa kau membakar mobil itu? Karena itu mobil yang dikendarai sang penguasa yang tetap duduk kokoh disinggasananya, aku rasa dengan membakar mobil ini, dia akan sadar dan akan serta merta keluar mengabulkan permohonan kami karena takut. Itukan mobilku, mobilmu, mobil rakyat, aku kembali dibantah. Itu mobil yang dibeli dari hasil uang kita, uang rakyat. Dengan membakarnya kau telah membakar salah satu asset Negara kita. Sadarkah kau kawan? Kau berarti telah membumi hanguskan uang rakyat. Kawan Ingat kau berjuang hari ini untuk rakyat. 



Aku seorang mahasiswa! Kulihat dari kejauhan aparat datang akan menyerbu kami, kulihat seorang temanku dengan sikap mengejek menunjukkan bokongnya pada sang aparat. Entah apa maksudnya. Tapi yang kutahu ini pastilah dirasakan sebagai penghinaan,.
Tapi tunggu, apa aku tak salah lihat? Temanku yang juga seorang mahasiswa melakukan hal seperti itu?
Disudut jalan itu. Ada suara jerit panjang terdengar, hysteria tangis membuncah. Ada apa? Kulihat sang merah putihku, kebanggaanku, tak kuasa lagi menahan semuanya, dia menjerit, Kuat , HENTIKAN KEGILAAN INI.
Aku seorang rakyat. Aku bangga pada mahasiswa, aku bangga jika melihat anakku masuk diperguruan tinggi dan menyandang gelar mahasiswa. Tapi apa yang terjadi sekarang? Aku tak merasa perlu memasukkan anakku diperguruan tinggi, bukan ini yang kuharap, kulihat dari televisi dan beberapa kali kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri, betapa brutalnya aksi mereka, layaknya orang yang tak berpendidikan bahkan parahnya mereka pun dengan mudah dapat menyandang gelar tambahan manusiia tak beradab. Liar!!! Itu yang kutangkap. Apa ini yang mereka dapatkan di bangunan megah itu? Apa kekerasan adalah hasil belajar mereka bertahun-tahun? Aku benar-benar tak habis pikir. Tak dapatkah ilmu yang mereka dapatkan dibangku kuliah mereka gunakan untuk menyelesaikan masalah dengan bukan hanya menuntut tapi memberi solusi pemecahan terbaik ? tentunya dengan ilmu.
Aku seorang mahasiswa. Aku malu menunjukkan wajahku padamu rakyat. Kini aku mungkin tak lagi jadi kebanggaanmu. Kini aku mungkin tak pantas lagi kau harapkan.
TIDAK!!! Wahai mahasiswa!!! Wahai anak-anak bangsa!!! Engkaulah tumpuan harapan kami!!!
Kau masih memilki waktu untuk merubah ini semua. Kami yakin akan kemampuanmu mahasiswa!!! Kaulah generasi muda bangsa ini yang akan meneruskan cita-cita luhur nenek moyang kita.
KAMI YAKIN KAU MAMPU MENUNJUKKAN YANG TERBAIK
KAMI MENUNGGUMU MAHASISWA.
YA!!!! Akupun yakin
Karena KITA ADALAH MAHASISWA
Read more "INI AKU SEORANG MAHASISWA..."

Senin, 06 September 2010

BANGGA INDONESIA



Aku bangga tiap kali kusebut negaraku Indonesia
walaupun mungkin warga dunia antipati mendengarnya

Aku bangga karena sumber daya alam melimpah yang dimiliki negeriku Indonesia
Meskipun habis dijarah orang-orang sendiri

Aku bangga dengan melimpahnya hasil panen di Indonesia
walaupun berbanding terbalik dengan nasib para petaninya

Aku bangga dengan semangat perubahan yang ditunjukkan para Mahasiswa Indonesia
Meskipun caranya anarkis, liar, brutal

Aku bangga dengan para pekerja di Negeri Indonesia
Walaupun tak menjunjung nilai-nilai kedisiplinan

Aku bangga dengan bermunculannya para pemusik handal Indonesia
Meskipun masih ada yang disebut menjiplak pemusik luar

Aku bangga dengan kisah-kisah hidup yang disajikan lewat sinetron di Indonesia
walaupun beberapa terang-terangan menjiplak karya negara lain

Aku bangga!!!
sampai hari ini aku masih Bangga!!!

Entah bagaimana nanti

tapi jika boleh memilih

Aku Ingin Bangga Tanpa Tambahan Kata
Walaupun atau Meskipun...


Read more "BANGGA INDONESIA..."

MUTIARAku

" kau selalu tahu bagaimana cara menemukanku
Pun disaat aku terbang terlalu tinggi
ataupun saat aku jatuh begitu dalam
sementara aku, tak pernah tahu cara menemukanmu
Pun disaat kau begitu dekat denganku"
Read more "MUTIARAku..."

SAAT AKU MERENUNG

Berada ditengah keramaian tapi merasa sepi...
Mengapa?
apa sudah terlalu rusak batinku ini, sampai keramaian dan tingkah orang-orang sekitarku hanya mampu kutanggapi dengan datar.
Mengapa?
sosokku yang dulu selalu tampak ceria dan penuh semangat, mendadak berubah menjadi sosok yang dingin dengan daya humor yang hampir-hampir tidak ada...
huffhh...
Mungkin_aku mulai bermain dalam putaran kemungkinan sekarang_...
mungkin aku mulai merasa muak dengan tingkah dan pola orang disekitarku,
yang egois tapi terselubung
yang licik tapi terselubung
yang tak punya hati tapi terselubung.
Ya!!!
mereka menyelubungi keegoisan, kelicikan, dan kelamnya hati dibalik putihnya profesi mereka. sungguh miris, perasaanku berkecamuk, ingin rasanya aku marah melihat betapa lihai mereka mengorbankan semua nilai-nilai penting kehidupan demi sebuah kebanggaan semu, yang tak lain hanyalah sesuatu yang abstrak, tak berwujud, hanya sebuah kesia-siaan.
ini semakin membuat aku muak!!! Read more "SAAT AKU MERENUNG..."

TENTANG AKU DAN MENULIS

Kala hati ini galau, tanganku mulai mengukirkan sajak-sajak indah dalam kertas putih.
Aneh! Hati galau ini tiba-tiba merasa nyaman.
Ya! Hanya dengan menulis!
Di saat yang lain, saat aku merasa hidup ini untuk merasakan kehilangan, aku menulis, dan aku menemukan kembali potongan-potongan itu, potongan harapan kehidupan.
Selalu begitu…
Aku dan menulis, dua hal yang sangat erat, saling menguatkan, saling mempengaruhi.
Kapan saja saat ada pena dan bagian kertas yang kosong,
Entah hati, entah pikiran yang menuntunku mulai merangkai kata demi kata hingga tercipta kalimat, tercipta sebuah pemikiran, yang kadang terlihat wajar, kadang juga terlihat aneh bagi yang tak mencoba mengerti.
Saat orang lain jatuh cinta dan mencurahkan segala rasanya pada yang dicinta, aku memilih mencintai dengan mengukir segala rasaku dalam tulisan.
Saat orang lain marah dan meluapkan emosinya dalam segala bentuk amarah, aku mencoba meramu emosi yang meluap-luap itumenjadi tulisan, karena hanya dengan itu, aku merasa menemukan kembali kepingan yang hilang dari diriku.
Pernah merasakan mengerjakan sesuatu dan sesuatu itu membuat kepercayaan diri bertambah? Aku merasakan hal itu saat aku menulis, kepercayaan diriku membuncah, membuatku kembali menemukan arti diri, kembali memahami setiap hal, setiap rasa, setiap pertemuan, setiap kehilangan, dengan benar-benar penuh makna. Tak ada yang lebih hebat dari rasa itu, dan itu adalah perasaan yang luar biasa yang kurasakan. Ya!!! I LOVE WRITING
Read more "TENTANG AKU DAN MENULIS..."

ROTI DAN SUSU COKLAT

Cukup berikan aku roti dan susu coklat, aku akan mengerjakan tugasku dengan sangat baik. Aku akan melayani mereka dari segala profesi dengan beragam strata social, para fakir, miskin, pengemis, pedagang, pegawai, bahkan konglomerat sekalipun yang datang dengan berbagai macam sakit yang diderita.
Sudahlah! Tak perlu beri aku uang, toh aku ada disini guna menuntut ilmu. Cukup berikan aku roti dan susu coklat, maka aku akan melakukan tugas yang sebenarnya masih membuatku bingung. Bukan karena tak tahu tapi lebih karena tak mengerti karena aku mengerjakan pekerjaan yang orang lain dibayar karenanya.
Jadi… cukup berikan aku roti dan susu coklat, aku tak akan minta apa-apa lagi, pun saat kulihat tak ada kamar untukku menginap dihari-hari panjang dalam lantunan jaga. Cukup roti dan susu coklat saja, bagiku cukupuntuk membayar hari-hari yang kulalui, tidur tanpa alas, jika ada alaspun entah apakah masih menjunjung nilai kehigienisan…
Hey… cukup roti dan susu coklat saja, maka itu akan membuatku diam seribu bahasa. Membuatku ikhlas tanpa kompromi lagi, saat banyak kemarahan, banyak hukuman, yang hadir sebagai pelengkap kehidupanku sebagai seorang penuntut ilmu.
Cukup roti dan susu coklat. Aku akan melaksanakan tugasku dan tak akan bertanya lagi “ini tugas siapa?” jadi cukup roti dan susu coklat, itupun hanya kuminta di pagi hari.
Baiklah sudah kusampaikan dan kini aku menunggu… menunggu kapan roti dan susu coklat itu akan menyapaku di pagi hari yang selalu penuh kesibukan.
Dan pagi ini aku diberi kejutan. Kejutan dahsyat. Bukan roti dan susu coklat yang kuharapkan tapi berita di Koran yang mengatakan bahwa kerjaku selama ini yang kulakukan dalam rangka pendidikan harus kubayar 60.000 rupiah seminggunya. Angka ini jauh lebih mahal dari roti dan susu coklat yang kuminta…….
(pemikiran iseng yang tiba-tiba hadir saat mendengar stase RS pemerintah untuk koas, mahasiswa perawat, residen, harus dipungut biaya)
Read more "ROTI DAN SUSU COKLAT..."
 

Free Blog Templates

Powered By Blogger

Blog Tricks

Powered By Blogger

Easy Blog Tricks

Powered By Blogger

Great Morning ©  Copyright by SECRET'S BOOK | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks